Secara mengejutkan, mata uang Poundsterling mengalami peningkatan tipis, sekitar 0.05 persen ke angka 1.3013 per 1 Dollar USD. Peningkatan ini terjadi setelah adanya publikasi data Gross Domestic Product ( GDP ) Inggris untuk kuartal pertama di tahun 2019 ini.
Sedangkan didalam negeri sendiri, para pelaku pasar masih menaruh fokus pada perkembangan negosiasi yang terjadi antar partai yang terkait dengan brexit. Ini juga yang menjadi faktor eksternal menguatnya Dollar AS. Selain itu, proses negosiasi antara AS-China juga mendapatkan perhatian publik.
Pihak UK Office for National Statistics ( ONS ) menginformasikan bahwa pertumbuhan GDP di Inggris mengalami penurunan 0.1% ( Month over month ) di bulan Maret 2019 kemarin. Padahal sempat ada perkiraan yang mengatakan pertumbuhan akan berada di angka 0%.
Disamping itu, laporan preliminer GDP kuartal pertama 2019 memperlihatkan adanya kenaikan 0.5% ( Quarter over Quarter ), sesuai dengan apa yang sudah diekspektasikan pasar.
Bahkan serangkaian ekonomi yang ada di Inggris juga menunjukkan adanya kinerja positif dari produksi manufaktur dengan peningkatan sekitar 0.9% ( month over month )selama Maret 2019 kemarin. Untuk produksi industri juga mengalami peningkatan sebesar 0.7% ( month over month ), jauh lebih tinggi dari ekspektasi publik yang hanya berkutat di angka 0.1%.
Meski begitu reaksi dari peningkatan ini tidak signifikan, hal ini disebabkan oleh ketidakpastian lain yang mempengaruhi situasi pasar sekarang ini.
Daniela Sabin Hathorn dari pihak DailyFX menjelaskan bahwa reaksi Sterling saat ini tengah teredam dan sebagian besar karena mereka terlalu fokus pada diskusi lintasi partai.